Sapi adalah hewan ruminansia yang memiliki kemampuan mencerna bahan tanaman dengan bantuan mikroba dalam rumen. Sistem pencernaan ini memungkinkan sapi memperoleh nutrisi dari pakan berserat tinggi.

Sapi mengunyah dan menelan pakan yang kemudian masuk ke dalam rumen, tempat mikroba seperti bakteri, jamur, dan protozoa membantu memecah komponen pakan menjadi bentuk yang lebih sederhana. Proses ini menghasilkan nutrisi yang dapat diserap oleh tubuh sapi serta meningkatkan populasi mikroba yang juga menjadi sumber protein. Selain itu, sapi melakukan proses ruminasi, yaitu mengembalikan makanan ke mulut untuk dikunyah kembali sebelum akhirnya ditelan dan dicerna lebih lanjut. Proses ini berlangsung selama sekitar 9-10 jam per hari.

Mikroba rumen memiliki peran penting dalam menguraikan bahan tanaman untuk menghasilkan energi dan protein. Beberapa manfaat utama mikroba rumen meliputi:

  1. Memecah selulosa dan hemiselulosa untuk melepaskan nutrisi.
  2. Menghasilkan asam lemak volatil (VFA) sebagai sumber energi utama bagi sapi.
  3. Meningkatkan jumlah mikroba yang dapat digunakan sebagai sumber protein.

Efisiensi pakan sangat berpengaruh terhadap produksi susu dan pertumbuhan sapi. Ransum yang seimbang, mengandung serat, pati, protein, vitamin, dan mineral, harus dikonsumsi secara konsisten agar rumen tetap sehat. Efisiensi pakan biasanya diukur dengan rasio Fat Corrected Milk (FCM) terhadap bahan kering yang dikonsumsi. Jika nilai efisiensi pakan lebih dari 1,5, berarti pemberian pakan berjalan efisien. Namun, jika nilainya kurang dari 1,3, maka pemberian pakan kurang efisien. Sebagai hewan ruminansia, sapi memiliki sistem pencernaan yang bergantung pada mikroba dalam rumen untuk mengolah pakan berserat tinggi. Efisiensi pakan sangat dipengaruhi oleh keseimbangan nutrisi, yang pada akhirnya berdampak pada produksi susu dan pertumbuhan sapi. Oleh karena itu, manajemen pakan yang tepat sangat penting untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi usaha peternakan sapi.